Dia lahir
merdeka
Dia bicara
merdeka
Dia berpikir
merdeka
Dia bertindak
merdeka
Dia berjalan
merdeka
Dia diam
merdeka
Sebab merdeka
dia tak bisa dirampok
meski ujung senapan mengarah ke jidatnya
Anak belatung mencungkili tai sapi
di atas kotoran republik
hamparan subur Indonesia Raya
bara api pengkhianatan
Anak belatung menghina akal sehat
sebab bapak ibunya pemuja syahwat
Dan ingatlah Nuh
ketika Kami kabulkan doanya
Kami selamatkan ia dan keluarganya dari penderitaan besar
kaum yang mendustakan ayat-ayatNya
Ingatlah pula Daud dan Sulaiman
ketika keduanya menjatuhkan putusan soal ladang
saat domba kesasar di dalamnya malam hari
Kami menjadi saksi keputusan mereka
Kami jadikan Sulaiman memahaminya
Daud bertasbih memuji Kami
bersama gunung-gunung dan burung-burung
bagi Sulaiman Kami tundukkan angin ribut
bertiup ke arah negeri yang Kami berkati
atas perintah Kami
Dan ingatlah Ayyub
ketika ia menyeru Tuhannya;
“Bencana menimpaku,
Engkaulah yang paling penyayang
dari semua yang penyayang……”
maka kami pun mengabulkan doanya
Kami hilangkan bencana yang menimpanya
Dan ingatlah Ismail, Idris dan Zulfikli
semua tergolong orang yang penuh kesabaran
Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami
Ingat pula Dzun Nun
ketika ia berangkat dengan amarah
mengira Kami tiada kuasa atasnya
hingga ia berseru dalam kegelapan
“Tiada Tuhan selain engkau…..Maha Suci Engkau…...
Aku sungguh orang yang dzolim…..”
Dan ingatlah juga Zakaria
ketika ia menyeru Tuhannya;
“Tuhanku, jangan biarkan aku tanpa keturunan
Engkaulah sebaik-baik penerima warisan…..”
Kamipun mengabulkan doanya
Kami karuniakan kepadanya Yahya
Kami jadikan isterinya dapat mengandung
mereka pun menyeru Kami
dengan pengharapan dan kecemasan
di depan Kami mereka merendahkan diri
Dan ingatlah Maryam
yang menjaga kesuciannya
Kami tiupkan ruh ke dalam dirinya
Kami jadikan ia dan putranya
tanda kebesaran Kami bagi semesta
Maka, apabila Yakjuz dan Makjuz diberi jalan keluar
lalu turun bergegas dari setiap ketinggian
semua orang yang ingkar
akan terbelalak ketakutan……..
*) Puisi ini diilhami terjemahan Al Qur'an Surah Al Anbiya ayat 78 - 96
25 Ramadhan 1445 H
Kita harus hijrah
agar tak ada lagi kesengsaraan
di bumi yang katanya berkeadilan sosial
Kita semua sudah hapal
apa warnanya penderitaan
Kita semua sudah mahir
mengeja kalimat ketimpangan
Kita semua sudah khatam
apa maknanya disingkirkan
Kita semua sudah kebal
diejek diremehkan
Jadi….., jangan kau bicara tentang pengorbanan
kami semua sudah fasih dalam pemahaman
Maka…., tak perlu lagi cakap berpanjang-panjang
saatnya semua kita harus hijrah
menuju perubahan
Hentikan semua omong kosong itu sekarang juga
berbegaslah
kita harus hijrah
dari jaman kegelapan
menuju masa depan berkemajuan
Kinilah saatnya menunjukkan
kita adalah manusia berperadaban
yang rindu keadilan
yang cinta persatuan
Ya….., kita semua harus hijrah
sebab hidup tak cuma sebatas perut
dan kerongkongan…..
Medan, Agustus 2022